Ada yang beda pada Ujian Nasional tahun ini. Pada tahun 2015 direncanakan Ujian Nasional menggunakan komputer. Sebanyak 585 sekolah di Indonesia sudah siap
mengikuti Ujian Nasional (UN) berbasis komputer atau Computer Based Test
(CBT). Adapun UN yang menggunakan kertas tetap diselenggarakan secara serentak di seluruh Indonesia dan pada jam yang sama.
"Kenapa ujian dengan menggunakan kertas harus di jam yang sama,
karena soal ujian sudah dikeluarkan. Karena itu kedepan kita akan
mendorong penggunaan komputer untuk UN. Tahun ini kita akan
mengujicobakan itu di 585 sekolah," kata Anies (26/3/2015),
seperti dikutip Antara.
Pada 585 sekolah itu bersedia diuji coba dan mengaku
siap dari segi fasilitasnya. Uji coba yang dilakukan tahun ini tentu
akan berdampak di masa yang akan datang. Sekolah yang mengikuti UN
komputer tahun berikutnya akan semakin banyak dan UN tidak lagi
diselenggarakan di hari dan jam yang sama.
"Pemerintah tentu harus siap, yang namanya perubahan itu memang
secara bertahap. Indonesia mempunyai 208.000 sekolah dan 585 sekolah
diantaranya menyatakan sudah siap," katanya.
Anies menjelaskan, UN komputer dan UN menggunakan LJK tujuannya sama,
yakni mengukur capaian belajar seorang siswa. Gunanya adalah untuk
mengetahui capaian nilai siswa, pemetaan dan bahan pertimbangan untuk
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
Untuk kelulusan siswa pada ujian nasional tahun ini sepenuhnya ditentukan oleh
sekolah. Kelulusan tidak lagi ditentukan enam mata pelajaran yang diujikan pada saat ujian nasional berlangsung, tapi
ditentukan seluruh komponen, termasuk komponen perilaku siswa di
sekolah. Maka dari itu pihak sekolahlah yang mengetahui pantas tidaknya seorang siswa untuk lulus.
Selanjutnya, Anis menambahkan "Karena itu jangan curang, ditambah atau tidaknya angka siswa, tidak
akan mempengaruhi kelulusan, justru kalau tidak jujur tidak bisa
memperbaiki dan meningkatkan kualitas siswa,".
Anies juga meminta guru-guru untuk belajar lagi, baik dalam bentuk progam
berijazah maupun program yang bukan berijazah. Tujuannya agar guru bisa
menjadi inspirasi dan panutan murid.
"Kementerian Pendidikan sekarang membentuk Direktorat Jenderal guru
dan tenaga kependidikan, ini dirjen baru. Tujuannya adalah mengembangkan
guru termasuk menyiapkan jalur-jalurnya sehingga pengembangan guru itu
punya trek yang baik," ujarnya.
Namun kenyataan di lapangan tidak demikian, banyak guru yang baik justru dijauhi siswa dan untuk ujian nasional kali ini kami menyiapkan semaksimal mungkin agar kendala mulai dari ketersediaan komputer, koneksi internet, dan sumberdaya manusia saat dilaksanakan ujian nasional menggunakan komputer bisa berjalan dengan lancar dan semua siswa dapat mengerjakan dengan maksimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar